Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Sabtu, 03 Januari 2015
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI
MASYARAKAT
1.
Perbedaan Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada umumnya secara psikologis
dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena
idividu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di
dalam aspek-aspek pribadinya. Perbedaan itu secara garis besar disebabkan oleh
dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial.
Perbedaan-perbedaan
kepentinngan itu antara lain :
a)
Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
b)
Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
c)
Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
d)
Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
e)
Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
f)
Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.
g)
Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman.
h)
Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
2.
Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme
a.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang
ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan,
perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar
pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak dari kecil. Melalui proses
belajar dan semakin besarnya manusia, membuat sikap cenderung untuk
membeda-bedakan.
b.
Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dibedakan dengan diskriminasi.
Prasangka bersumber dari suatu sikap, sedangkan diskriminasi menunjuk pada
suatu tindakan. Prasangka dan diskriminasi tidak muncul dari segolongan
orang-orang kampungan berpendidikan rendah, tetapi juga dikalangan orang-orang
intelek seperti para pemimpin dan negarawan berkaliber nasional dan
internasional.
c.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi
Sebab-sebab timbulnya prasangka antara lain :
o
Berlatar belakang sejarah.
o
Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan sotuasional.
o
Bersumber dari faktor keberanian.
o
Berlatar belakanng dari perbedaan keyakinan dan kepercayaan agama.
d.
Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
Daya
upaya yang dilakukan ntuk mengurangu prasangka yaitu dengan :
o
Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
o
Perluasan kesempatan belajar.
o
Adanya sikap terbuka dan sikap lapang.
e.
Ethnosentrisme
Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki
ciri khas kebudayaan, yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa dan
ras tersebut dalam kehidupan sehari-sehari bertingkah laku sejalan dengan
norma-norma dan nilai yang terkandung serta tersirat dalam kebudayaan tersebut.
Ethnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang
demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian ethnosentrisme
merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai
kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan sendiri.
3.
Pertentangan-pertentangan Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat
Konflik
(pertentangan) mengandunng suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas
daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan
yang kasar dan perang. Dasar konflik pun berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat
tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu:
a.
Terdapatnya dua atau lebih unit/bagian yang terlibat di dalam konflik.
b. Unit-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
c. Terdapatnya interaksi di antara
bagian-bagian yang mempunbyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Pertentangn
sosial dapat terjadi di masyarakat sebagai adanya interaksi sosial. Masalah itu
lebih menonjol lagi di masyarakat yang bersifat majemuk seperti di Indonesia.
Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari
sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya
perbedaan kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia
adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Pada
dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi :
1)
Problema Pemerintah
2)
Problema Ideologi Bangsa
3)
Problema Kedaerahan atau Minoritas
Adapun
cara pemcahan konflik tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Elimintion yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
b. Subjugation atau Domination, artinya
orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya.
c. Integration
(integrasi) artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali
sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan
bagi semua pihak.
4.
Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
a. Masyarakat majemuk dan nasion Indonesia
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara
yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan
oleh kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia.
b. Integrasi
Penduduk
Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu
sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan.
c. Integrasi Sosial
Integrasi
sosial atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya
solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis
dalam kerjasama kelompok yang mempunyai sifat, sikap dan watak yang berbeda.
5.
Integrasi Nasional
Integrasi nasional bermakna solidaritas
sosial dan kerjasama antar kelompok sosial yang harmonis tersebut, diarahkan
demi keharmonisan dan persatuan kesatuan nasional. Integrasi nasional ini
merupakan masalah yang dialami oleh semua negara yang ada di dunia, yang
berbeda hanyalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Secara umum terdapat
tiga masalah besar yang harus dikaji secara serius untuk mencapai perwujudan
integrasi sosial nasional, yaitu :
1.
Pembauran bangsa;
2.
Kerukunan antar umat beragama dan aliran kepercayaan;
3.
Perubahan nilai-nilai.